Rabu, 03 Mei 2017

Apa Ketakutan Terbesarmu?

Source: Alexas_Fotos

Everybody have a frightened. Setiap kita pasti memiliki rasa takut. Entah itu takut dengan binatang, kecoa? tikus? ular? Takut matahari (takut item)? Ataukah hantu? Whatever it is, semua orang tentu akan menghindari objek yang ditakutinya. Begitupun denganku.

Apa yang kutakuti? Aku rasa aku takut dengan manusia. You can say im a "antisocial". Aku membenci keramaian. Namun bukan berarti aku tidak bisa bergaul. Entah bagaimana dengan jiwa penakut ini, aku selalu berhasil memperoleh teman. 

Menurut mereka, aku adalah sosok yang lucu, polos dan egois. Mungkin juga sombong. Aku tahu bahwa menjalin hubungan denganku tidaklah mudah. Mereka yang mau menerimaku, sungguh sebenarnya aku sangat berterimakasih. Walaupun aku tak lagi bicara dengan mereka, namun kenangan tentang mereka masih kuingat dengan jelas. Tiap tawa, tangis dan senyum akan kujaga rapat-rapat.

Kini temanku tak lagi sebanyak dulu. Satu persatu dari mereka mulai melupakanku. Bukan salah mereka. Tapi ini memang keputusanku untuk menghilang dari kehidupan mereka. Karena aku terlalu takut. Takut untuk kembali mengintip dunia luar.

Hari silih berganti hari, aku menghabiskan waktu hanya duduk di depan layar komputer. Menulis, itulah pekerjaanku. Setelah aku lulus S1, aku terserat dalam takdir menjadi seorang freelance content writer. Ya, dan akupun tampaknya menikmati hal itu. Sebab dengan bekerja di rumah, aku tak perlu lagi menatap mata orang lain. Aku tak perlu lagi merasa malu ataupun minder.

**

Aku takut dengan manusia bukanlah sifatku semenjak kecil. Dulu, aku sosok yang sangatlah berani. Namun semakin tubuh ini berkembang, rasa takut semakin tumbuh dalam lubuk jiwaku.

Bagaimana bisa itu muncul? Aku rasa sifat tersebut muncul dari sebuah kenangan usang yang menumpuk dibalik senyum bibirku. Jika engkau membukanya pastilah akan kau temukan kabut hitam yang diliputi deru amarah dan dendam. It's so scary, but you dont have to open it.

If you wanna know, i just share one of my memories. Tepatnya 1 tahun lalu. Ketika aku berada di sebuah gedung nan luas yang dipenuhi oleh lautan manusia berpakaian necis. Disana aku berdiri sendirian sambil membawa puluhan map lamaran pekerjaan. Aku mencoba memberikan map itu dari satu stand ke stand lainnya.

Entah bagaimana, entah mengapa, saat aku berhenti di salah stand, sang penjaga meja (yang tampaknya seorang HRD) menanyakan suatu perkara kepadaku. Pertanyaan yang tak berkaitan dengan pekerjaan. Pertanyaan yang menurutku seperti nyinyir. Ia bertanya, hingga pada akhirnya semua orang beralih menatap tajam kearahku.

Dia-Si HRD- semakin tertawa keras. Diikuti oleh lantunan gelak tawa dari sekelilingku. Mereka semua mentertawaiku. Tepat didepanku. Dan aku hanya bisa berdiam diri. Mencoba melebarkan bibir dengan muka tertunduk lesu.


~**~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar